Hal ini terjadi ketika kegiatan Pergab diadakan. Di setiap akhir tahun ajaran,secara rutin Ekskul CAGASKARA,BRIGIP MASDA (BM) dan PMR di
SMAN 1 Kertosono mengadakan Perkemahan Gabungan (PERGAB) yang diadakan selama 3
hari 2malam. Tahun ini PERGAB diadakan pada tanggal 16-18 Juni 2011 di Waduk
Kali Bening, Saradan.
Kegiatan ini berlangsung lancar pada
awalnya, namun pada malam ke-2 salah
satu peserta dari CAGASKARA senior yang bernama Mitha kesurupan. Hal paling
tragis terjadi pada hari terakhir tepatnya pada hari Sabtu 18 Juni 2011 sekitar
pukul 10.00 sebelum penutupan, mereka semua mengadakan evaluasi dan pengesahan.
Berbeda dengan CAGASKARA dan PMR, ekskul BM melakukan kegiatan pengesahan di
dalam waduk. Sekitar 30 anak yang di bagi menjadi 2baris bergandengan masuk ke
dalam waduk. Setelah beberapa langkah baris pertama berhenti, namun pada baris
ke-2 ( baris senior angkatan 10BM) meneruskan langkahnya hingga langkah ke20an.
Meski telah di beri pembatas dan di suruh berhenti mereka tetap meneruskan
langkahnya.
Hingga
tiba-tiba salah satu dari mereka terpeleset lumpur, karena mereka semua
bergandengan tangan mereka pun jadi terjatuh ke dalam air. Awalnya CAGASKARA
dan PMR menganggap teriakan minta tolong itu hanya bercanda namun lama-lama
mereka menyadari bahwa telah terjadi suatu hal, beberapa peserta langsung
lompat untuk menyelamatkan peserta yang tenggelam. Semua berhasil dibawa ke
pinggir waduk kecuali 3anak yaitu Dea
R.A ( XI-ia3), Hilda Agustin (XI-is2) dan Dzangki Alphen (XI-is1). Dari ke-3 anak tersebut yang pertama kali ditemukan adalah Hilda lalu Dea, namun Dzanki ditemukan setelah
beberapa lama agak berjauhan dari ditemukannya Hilda Dan Dea. Hilda dan Dzanki
ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa, sedangkan dea sebenarnya masih bisa
bernafas sebentar hingga akhirnya dia menyusul ke2 temannya.
Lalu ke-3 jenazah pun di bawa ke
puskesmas Saradan beserta beberapa peserta lain, sedangkan Pembina dari Brigip
Masda di bawa ke kantor polisi untuk diperiksa sebagai saksi. Setelah beberapa
lama keluarga korban dan beberapa guru datang ke tempat kejadian. Seluruh orang tua korban histeris saat
melihat keadaan anak mereka yang sudah tak bernyawa setelah selama 3hari tak
bertemu. Beberapa siswa pun tak menyangka kepergian teman-temannya yang begitu
cepatnya.
Demi menghormati dan mendoakan ke-3
siswa SMAN 1 Kertosono tersebut, diadakan tahlilan hingga hari ke-7. Pada hari
minggu kemarin warga SMAKER juga Ta’ziah ke rumah ke-3 korban tersebut. Bahkan
Bupati Nganjuk beserta DEPDIKNAS Nganjuk juga ikut Ta’ziah ke rumah duka
bersama guru-guru SMAN 1 Kertosono lain.
Selamat jalan kawan, doa ku menyertai mu,,
3 komentar
yang punya blog ini anak smaker juga ya
eh admin follow blogku jg yah..trims
@ m. nafikul a.,,, ho'oh...knpa???????
@rizki...okey...
Posting Komentar